1. Lingkungan Global
- Kecenderungan globalisasi dan liberalisasi perdagangan dan investasi dengan adanya World Trade Organisation-WTO dan General Agreement on Trade in Services-GATS, akan dapat meningkatkan kebutuhan jasa angkutan laut ekspor-impor dan kebutuhan jasa penunjang angkutan laut;
- Pergeseran sentra kegiatan perekonomian dunia dari kawasan Atlantik ke kawasan Pasifik. Pergeseran ini diikuti dengan kecenderungan berkembangnya pola pelayaran antara pelabuhan-pelabuhan di Pantai Barat Amerika (American West Coast) dan pelabuhan-pelabuhan di Pasifik Barat (Jepang, Korsel, Taiwan, Hongkong dan Cina) serta di Pasifik Barat Daya (khususnya negara-negara anggota ASEAN);
- Perkembangan Manajemen Pengusahaan di Bidang Angkutan Laut dan Kepelabuhanan;
- Perkembangan pengaturan dalam International Maritime Organization (IMO).
2. Lingkungan Regional
a. Kerja Sama Sub Regional, meliputi:
- Singapore-Johor-Riau (SIJORI)
- Indonesia-Malaysia-Singapore Growth Triangle (IMS-GT);
- Kerja sama Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT);
- Kerja sama Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East Asia Growth Area (BIMP-EAGA);
- Kerja sama Indonesia-Australia.
b. Kerja Sama Regional
- ASEAN Free Trade Agreement (AFTA), diperkirakan akan meningkatkan volume perdagangan antar negara ASEAN yang dengan sendirinya akan meningkatkan permintaan jasa transportasi laut.
- Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) akan menuju kesepakatan di bidang International Passenger Transport, International Cargo Transport dan Cargo Handling.
3. Lingkungan Nasional
Pengaruh lingkungan strategis nasional, antara lain berupa:
- Terjadinya Krisis Ekonomi/Multidimensi yang berdampak pada kemunduran usaha di bidang angkutan laut dan usaha penunjangnya;
- Pelaksanaan Otonomi Daerah/Desentralisasi yang menimbulkan perubahan kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam penyelenggaraan transportasi berdasarkan UU no. 32 tahun 2004.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar