Jumat, 30 Desember 2011

EKONOMI INDONESIA MENGHADAPI REFORMASI, GLOBALISASI DAN ERA PERDAGANGAN BEBAS

I. SITUASI YANG KITA HADAPI
Krisis ekonomi dewasa ini telah membawa kita pada titik yang terburuk selama lebih dari 30
tahun. Dewasa ini kita menghadapi permasalahan yang bertumpuk-tumpuk. Ekonomi kita
mengalami kontraksi yang besar dengan laju inflasi yang tinggi. Nilai tukar Rupiah jatuh, suku
bunga tinggi. Pengaruh kemarau yang berkepanjangan pada tahun 1997, berdampak negatif pada
produksi bahan makanan, yang pada gilirannya kita harus mengimpor beberapa jenis bahan
makanan dalam jumlah yang cukup besar. Kegiatan produksi tersendat-sendat dan ekspor hasil
industri manufaktur menghadapi berbagai hambatan, antara lain, oleh karena kesulitan untuk
mengimpor bahan baku dan suku cadang. Sebabnya oleh karena hilangnya kepercayaan kepada
perbankan nasional. Bank-bank dan perusahaan-perusahaan kita menghadapi masalah hutang
yang berat baik di dalam maupun di luar negeri. Banyak industri telah mengurangi kegiatannya,
bahkan ada yang telah menghentikannya. Oleh karena itu telah terjadi pemutusan hubungan kerja
yang pada gilirannya telah menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran. Peningkatan
jumlah pengangguran yang berlangsung bersamaan dengan meningkatnya laju inflasi telah
mengakibatkan jumlah penduduk miskin mengalami peningkatan yang sangat besar. Sementara
itu kontraksi dalam kegiatan ekonomi dan anjloknya harga migas di satu pihak dihadapkan
dengan upaya untuk mengurangi dampak negatif terhadap penduduk berpendapatan rendah di lain
pihak pada gilirannya telah menyebabkan meningkatnya defisit dalam APBN. Tingkat
kepercayaan (confidence) masyarakat yang masih rendah, tercermin pada kurs Rupiah yang
belum stabil, walaupun selama bulan Agustus 1998 terlihat adanya kecenderungan makin
menguatnya Rupiah, berkonsekuensi terhadap peningkatan harga-harga serta terhambatnya
kegiatan produksi dan investasi di dalam negeri.
II. ARAH STRATEGI STABILISASI
Dari uraian di atas jelas terlihat bahwa penyembuhan confidence adalah kunci utama dari
keberhasilan upaya kita untuk mengentaskan diri dari krisis. Adapun alur pikir strategi stabilisasi
adalah sebagai berikut :
a. Confidence masyarakat perlu dipupuk kembali. Pertama-tama harus diarahkan pada
pengembalian para pelaku ekonomi dalam negeri; dengan makin nyatanya tanda-tanda
pulihnya kepercayaan pelaku-pelaku dalam negeri, kepercayaan para pelaku luar negeri akan
mulai ikut kembali pulih.
b. Dengan pulihnya confidence secara bertahap, maka kurs Rupiah akan makin stabil serta
secara gradual makin membaik dan akhirnya mencapai tingkat yang wajar.
c. Karena melemahnya kurs Rupiah adalah penyebab terpenting dari inflasi saat ini, maka
dengan stabilnya kurs pada tingkat yang wajar, tekanan inflasi mereda dan laju inflasi akan
terus menurun. Harga barang kebutuhan pokok, dengan konsekuensi subsidi yang harus
disediakan, akan juga menurun secara bertahap.
d. Menurunnya inflasi akan diikuti dengan menurunnya tingkat bunga. Bersama-sama dengan
mulai berhasilnya pembenahan perbankan dan makin banyaknya para pelaku ekonomi yang
www.ginandjar.com 2
mulai merasa aman, tenteram dalam melakukan kegiatan sehari-hari, maka penurunan tingkat
bunga akan mendorong bangkitnya kembali kegiatan ekonomi dalam negeri.
e. Pada akhirnya akan tercapai keadaan di mana kegiatan ekonomi kembali normal, lapangan
kerja baru mulai terbuka lagi, inflasi menurun pada tingkat wajar, kurs Rupiah relatif stabil
pada tingkat yang konsisten dengan pola kegiatan ekonomi yang normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar